Jumat, 30 Desember 2016

Potret Jakarta Akhir Tahun: Sang Minoritas Penindas Itu....

Oleh: Arief Gunawan
Wartawan senior Rakyat Merdeka 

DI ZAMAN penjajahan Belanda warga pribumi, termasuk warga Jakarta (Batavia), ditempatkan dalam golongan warga negara kelas empat, di bawah orang Belanda, orang indo, orang China dan orang-orang Arab serta Timur jauh. Perlakuan diskriminatif sangat dirasakan di semua bidang, sehingga di tempat-tempat umum misalnya banyak terdapat tulisan peringatan ‘’Verboden voor Honden en Inlander, anjing dan pribumi dilarang masuk.’

Warga pribumi jadi minoritas tertindas. Di zaman itu bumiputera direndahkan. Kosakata Belanda punya banyak istilah misalnya untuk menyebut pekerjaan bumiputera secara menghina, mulai dari kacung dan jongos, ada pula sebutan manusje van alles alias orang serabutan, inlandse huishoudster (babu pribumi) yang bekerja mulai dari pembersih kandang anjing, wasbabu (tukang cuci) dan seterusnya. Waktu itu orang Belanda, asing, dan aseng, punya kedudukan primus interpares, dan ada istilah bergengsi di kalangan mereka, slavenkapital, yaitu kekayaan yang dimiliki berdasarkan jumlah budak yang dimiliki. 

Di luar rumah orang Belanda, orang asing, dan orang aseng, bumiputera umumnya kerja jadi kuli. Kuli pelabuhan, kuli kontrak, kuli stasiun dan kuli-kuli pabrik. Orang Belanda sangat benci bumiputera bekerja jadi wartawan sehingga mereka samakan dengan kuli panggul pelabuhan, dengan menyebutnya kuli tinta. Kalau kita baca sejarah VOC, sejarah kedatangan bangsa-bangsa asing termasuk bangsa aseng, bumiputera sampai hari ini di posisi bawah dalam strata sosial dan ekonomi. Singkatnya kebanyakan di posisi minoritas tertindas melulu. 

Waktu VOC datang di awal 1600-an Nusantara masih berupa kerajaan. Para pendatang VOC selain para pelaut profesional umumnya adalah orang-orang bermasalah. C.R. Boxer di dalam bukunya yang bagus ‘’Jan Kompeni, Sejarah VOC Dalam Perang dan Damai 1602-1799’’, menyebut mereka adalah para residivis, psikopat, penipu, pengidap penyakit kelamin, dan golongan orang ‘’sisa-sisa’’ lainnya yang di Belanda (Eropa) keberadaannya tidak diinginkan. Lihat adanya persamaan kondisi ini dengan sekarang dengan merangseknya warga China masuk ke Indonesia sebagai pekerja asing, yang kebanyakan unskill. Berebut makan dan berebut lapangan pekerjaan dengan pribumi di sini, karena populasi penduduk RRT kian tidak terbendung, terus bertambah lebih dari satu miliar jiwa, dan secara geopolitik Indonesia yang dulu disebut Negara Bangsa, sekarang katanya jadi Negara Mangsa.

VOC sendiri akhirnya bangkrut akibat gaya hidup mewah para pejabat tinggi dan para karyawan di bawahnya, terutama sekali akibat korupsi, sehingga singkatan VOC jadi olok-olok Vergaan Onder Corruptie alias runtuh lantaran korupsi. 

Di zaman pergerakan kemerdekaan warga pribumi Jakarta yang hidup tertindas dalam alam diskriminatif punya tokoh humanis pembela kaum minoritas tertindas, Mohammad Husni Thamrin. Thamrin teman dekat Ernest Douwes Dekker (Danudirdjo Setiabudi), keponakan dari Multatuli (Eduard Douwes Dekker) penulis Max Havelaar yang menentang keras kelakuan seorang kepala daerah yang korup dan congkak yaitu Bupati Lebak, Banten (1856). Thamrin sangat memperhatikan nasib kaum Betawi yang sangat tersisih. 

Sebagai anggota Volksraad yang pemberani dia berbicara tentang kampung-kampung Jakarta yang becek tanpa penerangan, kondisi kesehatan yang buruk, dan persoalan banjir. Dia menggugat daerah elit Menteng yang dalam pembangunannya sangat diprioritaskan dalam segalanya. Dia jadi jurubicara kaum minoritas Betawi misalnya tentang pajak dan sewa tanah bagi petani, sampai soal harga kedelai, gula beras, karet, kapuk, kopra, dan semua komoditi yang dihasilkan oleh rakyat. Thamrin adalah contoh utama pemimpin Jakarta yang kecintaannya dan ketulusannya kepada kaum minoritas tertindas sangat menonjol, atas jasa-jasa pejuang dan pemimpin terhormat ini namanya diabadikan oleh Ali Sadikin jadi nama jalan protokol Jakarta, Jalan Thamrin. Bang Ali meneruskan cita-citanya dengan melaksanakan program MHT (Mohammad Husni Thamrin) yaitu program perbaikan kampung-kampung kumuh tempat tinggal warga miskin Jakarta tanpa penggusuran dan penghinaan. 

Tokoh pembela minoritas tertindas ini oleh ilmuwan Belanda kelahiran Jatinegara, 1925, Profesor Bob Hering, disebut sebagai tokoh nasionalis revolusioner, Thamrin bersama Sukarno menjadi satu kesatuan dan kesinambungan perjuangan yang mengantar rakyat Indonesia ke kemerdekaan. Thamrin dan Ernest Douwes Dekker (Danudirdjo Setiabudi) adalah mentor Sukarno. Sang gubernur jenderal ketika itu sangat jengkel dengan menyebut Thamrin sebagai orang paling berbahaya dan ingin sekali menjebloskannya ke dalam bui, tapi lantaran demokrasi formal dan status Thamrin sebagai anggota Volksraad serta tokoh terkemuka masyarakat Betawi hal itu tidak mudah untuk dilakukan. 

Di masa setelah kemerdekaan negeri ini punya tokoh-tokoh pembela minoritas tertindas. Pembelaan terhadap minoritas tertindas ini bukan terbatas pada konteks etnis belaka, melainkan dalam arti pembela kebenaran yang bersifat universal. Kita pun mengenal tokoh-tokoh empatik yang penuh jasa dan sumbangsih, yang menjaga lisannya, yang memiliki toleransi sosial serta merawat kerukunan antar umat beragama, seperti Yap Thiam Hiem, Karim Oey (Haji Junus Jahja), Siaw Liem Piet sastrawan yang ayah kandung Soe Hok Gie & Soe Hok Djin (Arief Budiman). 

Tokoh dengan nasionalisme heroik seperti John Lie, maestro badminton Rudy Hartono (Nio Hap Liang atau Hatuonuo), Susi Susanti-Alan Budikusuma (Wang Lian Xiang-Goei Ren Fang), Steve Liem Tjoan Hok (sutradara Teguh Karya), Buby Chen (musisi jazz terkemuka), sejarawan Onghokham, para perintis pers nasional seperti Hauw Tek Kong, Liem Koen Hian, Kwee Thiam Tjing (penulis dengan nama samaran Tjamboek Berdoeri), PK Ojong, ekonom Kwik Kian Gie, seniman-pengusaha Jaya Suprana (Phoa Kok Tjiang), Oei Hong Kian dokter gigi Presiden Sukarno yang menuliskan memoarnya yang sangat menyentuh.  Atau para anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang ikut merumuskan dasar-dasar Indonesia menjadi negara yang merdeka, antara lain Oei Tiang Coel, Oei Cong Han, Ten Eng Hoa, Lim Koen Hian.

Tokoh nasional Dr Rizal Ramli saat khaul Gus Dur mengingatkan kembali nilai-nilai moral dan etika yang dicontohkan Gus Dur. Rizal Ramli menggarisbawahi bahwa yang dibela Gus Dur semasa hayatnya adalah minoritas yang tertindas, bukan minoritas yang menindas. Minoritas yang menindas atau minoritas penindas adalah minoritas yang zolim yang dengan kekuasaan ditangannya menggusur warga lemah Jakarta, menghina seorang ibu dengan memakinya maling, yang berniat melabrak HAM, yang mengucap kata kotor dan mengumpat dengan menyebut nama binatang, yang pada dirinya menggantung banyak beban kasus korupsi, yang dari mulutnya muncrat penistaan terhadap agama, yang pintar berpura-pura untuk menutupi berbagai kebohongan dan tabiat yang congkak, arogan, serta angkuh.

Kabut gelap dan awan hitam yang mengandung bencana masih menggantung di atas langit Jakarta. Matahari 2017 yang bakal terbit beberapa hari lagi tampaknya tidak akan secerah dan seterang seperti yang dibayangkan. Warga Jakarta akan menatap cemas situasi ini. Masih akan datangkah penguasa tiran yang minoritas tetapi menindas itu. Minoritas yang penindas itu..... [rmol]

Waspada! Munarman Ungkap Rencana Kuffar Menuju Pematangan Konflik Berbasis Etnis dan Agama

Umat Islam dunia, khususnya Indonesia sebagai dengan jumlah Muslim terbesar, agaknya harus waspada dan mempersiapkan diri.

Pasalnya, ada rencana makar yang bisa mencapai eskalasi cukup luas, dengan perencanaan matang yang tengah disusun oleh musuh-musuh Islam.

Hal itu diungkapkan oleh Sekum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman SH, dalam sebuah pernyataan yang dimuat HabibRizieq.co, situs resmi Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab, pada Jum’at (30/12/2016). Berikut ini selengkapnya.

PEMATANGAN KONFLIK BERBASIS ETNIS DAN AGAMA

Dalam rencana global kaum kuffar, tahun 2015 – 2020 adalah periode pematangan konflik berbasis etnis dan agama.

Benturan akan digiring kepada etnis kafir vs umat Islam. Dengan umat Islam sebagai tertuduh dan penjahatnya. Karena 2020 adalah tahun penuaian bagi mereka, yaitu menuai hasil kerja puluhan tahun pendangkalan akidah dan menuai penguasaan politik terhadap negeri negeri mayoritas muslim.

Periode 2020 – 2025 dalam rencana global mereka adalah periode perang terbuka dan penentuan eksistensi. Apakah Islam akan tegak dengan kekhilafaan atau musnah di bawah kendali mereka sebagaiman Andalusia .

Negeri-negeri muslim akan dibagi, di bawah kontrol bangsa Rum dan di bawah kontrol bangsa mata sipit kulit kuning seperti RRC. [pmc]

Kamis, 29 Desember 2016

Dikepung Polisi, 10 Ribu Biksu Lindungi Tertuduh Konspirasi Pencucian Uang



Bangkok – Kepolisian Thailand mengerahkan 750 personel untuk mengepung Biara Wat Phra Dhammakaya, Bangkok Utara. Pengepungan dilakukan agar Phra Dhammachayo (72), mantan kepala biara Dhammakaya, segera menyerahkan diri.

“Kami diperintahkan untuk menutup semua jalan masuk dan keluar biara. Saat ini kami sedang menunggu perintah kapan untuk menyerang biara,” kata Khempak Photipak, anggota polisi yang bertanggung jawab atas operasi pengepungan ini, seperti dikutip situs Reuters, Selasa, 27 Desember 2016.

Pada November lalu, Jaksa Agung Thailand mendakwa Phra Dhammachayo dan empat biksu lainnya atas tuduhan konspirasi pencucian uang dan menerima barang hasil curian. Polisi mencoba untuk memanggil sang biksu untuk dimintai keterangan namun sia-sia.

Bahkan, anggota kepolisian sampai harus mendatangi biara yang letaknya tidak jauh dari Bandara Internasional Don Muang tersebut hanya untuk menginterogasi Phra Dhammachayo.

Serangkaian skandal korupsi, seks dan narkoba yang melibatkan biksu di berbagai biara telah membuat agama terbesar di Thailand itu memasuki masa-masa sulit dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, para biksu yang mengenakan topeng wajah dari kain sutra dan diperkirakan jumlahnya mencapai 10 ribu orang itu membentuk barikade untuk melindungi Phra Dhammachayo agar tidak ditangkap.

Phra Dhammachayo, biksu terkemuka dan paling berpengaruh di Thailand, diduga menerima dana 1,2 miliar baht atau Rp456,6 miliar dari sebuah koperasi simpan pinjam.



Reporter: Bunyanun Marsus
Sumber: Reuters/Viva

Senin, 26 Desember 2016

Pengelola Bus Aksi 212 Diperiksa, MUI Sumbar tak Terima: "Memanggil sebagian dari kami berarti memanggil seluruh kami"

 
Pengelola perusahaan otobus PO NPM Padang Panjang, Angga bakal diperiksa penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan makar. Angga bakal diperiksa di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Rabu (28/12) lusa.

Angga bakal diperiksa sebagai saksi terkait apakah massa aksi 212 yang dibawa ke Jakarta tersebut dikerahkan untuk makar atau tidak.

Atas pemanggilan pengelola bus PO NPM yang turut berjasa mengangkut peserta Aksi 212 dari Padang Sumatera Barat ini, Ketua Umum MUI Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar tidak terima.

"Bila saudara-saudara telah menyatakan bahwa aksi 212 itu adalah suatu yang indah dan super damai, jangan lagi dinodai dengan berbagai tuduhan yang hanya akan menyakiti dan membuat kita kehilangan kepercayaan kembali."

"Memanggil sebagian dari kami berarti memanggil seluruh kami dan menuduh sebagian dari kami berarti menuduh seluruh kami."

Berikut selengkapnya tanggapan Buya Gusrizal (Ketua MUI Sumbar):

"Kembalilah Kepada Kesadaran Berbangsa"

Kecintaan kepada tanah air merupakan semangat yang mengalir dalam darah setiap putra-putri yang menyadari bahwa pendahulunya telah berkorban jiwa dan raga untuk negeri ini

(Indonesia). Membela dan mempertahankannya merupaka komitmen yang menjadi bahagian dari kecintaan dan syukur atas nikmat Allah swt.

Masyarakat Minang yang turun dalam aksi 212 adalah orang-orang yang terpanggil keimanan mereka dan orang-orang yang penuh harap kepada Allah swt agar para penegak hukum bisa dibukakan pintu hati mereka untuk menegakkan keadilan.

Di hadapan jutaan orang saya katakan bahwa "kami datang bukan untuk membuat rusuh".

Pernyataan itu telah kami buktikan dalam sikap. Kami suarakan harapan itu pada 212 dan kami coba kembali membangun harapan tersebut di dalam hati ketika pulang menuju ke ranah minang. Padahal hati kami telah kehilangan kepercayaan terhadap penegakan hukum yang berkeadilan di negeri ini dalam kasus penista agama.

Di saat kami menunggu seperti ini, janganlah diusik lagi harapan itu sehingga membuat sebagian atau mungkin seluruh dari kami yang turun ke Jakarta pada 212 seperti tertuduh akan membuat kerusuhan.

Bagi kaum muslimin, serigala pun kami pandang tak bersalah walaupun darahnya telah melumuri pakaian seorang terhormat seperti Nabi Yusuf as apatah lagi tak ada angin tak ada ribut tiba-tiba saja gelombang jadi menggila.

Wahai para pemegang kekuasaan !

Bila saudara-saudara telah menyatakan bahwa aksi 212 itu adalah suatu yang indah dan super damai, jangan lagi dinodai dengan berbagai tuduhan yang hanya akan menyakiti dan membuat kita kehilangan kepercayaan kembali.

Memanggil sebagian dari kami berarti memanggil seluruh kami dan menuduh sebagian dari kami berarti menuduh seluruh kami.

Pegangan masyarakat Minang dalam melangkah bersama tak akan dilupakan:

"Tarandam samo basah, tarapuang samo hanyuik, tatilungkuik samo makan tanah, tatilantang samo minum ambun".

(Terendam sama basah, terapung sama hanyut, tertelungkup sama makan tanah, terjelentang sama minum embun)

Karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam, saya menghimbau: kembalilah kepada kesadaran berbangsa untuk tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia !

Pedomanilah firman Allah swt:

{فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ} [محمد : 22]

"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (QS. Muhammad 47:22) [ppc]

Minggu, 25 Desember 2016

Uang Pecahan Baru Ternyata Tidak Dicetak Oleh Peruri? Ini Jawaban Gubernur BI

Jakarta, Updet Islam – Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menyebutkan uang pecahan baru Tahun Emisi (2016) yang telah diluncurkan secara resmi Senin (19/12) kemarin dicetak di dalam negeri. Sebagian bahan baku uang tersebut berasal dari impor melalui beberapa negara dan beberapa perusahaan tender.
Namun Agus enggan menyebutkan siapa pihak perusahaan yang melakukan pencetakan uang, meskipun terdengar kabar bahwa uang tersebut tidak dicetak oleh Prum Peruri, melainkan oleh pihak swasta yang berada di Kota Kuduus Jawa Tengah. Agus mengklaim proses tender tersebut dilakukan secara profesional dan dimenangkan oleh perusahaan secara governance-nya berkategori sangat baik.
“Kalau bahan baku, ada dari impor dan ada dari nasional. Tetapi pencetakannya sepenuhnya di negara Indonesia. Tentu bahan baku

ada beberapa sumber dari beberapa negara. Dan itu dilakukan dengan cara tender internasional yang governance-nya baik. Saya tidak bisa sebutkan asal negaranya,” kata Agus di Jakarta, Selasa (20/12).
Selanjutnya Agus menyatakan Bank Indonesia sangat memiliki kesiapan mendistribusikan uang baru tersebut ke seluruh penjuru Indonesia, diperkirakan dalam waktu 3 bulan, uang tersebut telah tersebar secara merata. Namun untuk persoalan jumlah dana yang disebar, ia merasa hal itu bagian dari kerahasiaan Bank Indonesia.
“Kita suda siap mengedarkannya melalui Bank Indonesia di 33 proviinsi dan kita mempersiapkan yang lengkap dari uang Rp100 ribu hingga ke pecahan uang logam. Jumlahnya kami tidak bisa sebutkan tapi kami kira dalam jumlah yang cukup,” tandas Agus.
Informasi yang diterima Aktual.com dan masih dalam penelusuran, bahwa uang tersebut tidak dicetak di Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), namun melainkan dicetak di Perusahaan milik Swasta di Kota Kudus, Jawa Tengah.
Dadangsah Dapunta
(Arbie Marwan)
sumber: http://www.aktual.com/

Massa Akan Gelar Aksi Akbar Kepung Sidang Ahok, Kecewa Masih Juga Belum Ditahan


AHOK : Pasukan Berani Mati Adili Ahok Penista Alquran akan menggelar aksi akbar pada tanggal 27 Desember 2016, karena Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang tak kunjung dipenjara meski sudah menyandang status terdakwa.

Mereka akan menggelar aksi tersebut di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakata Selatan, lokasi tempat digelarnya sidang interim meascure atau putusan sela dengan terdakwa Ahok.

“Maka dari itu, menyambut seruan ulama tentang jihad akbar yang telah tiba waktunya, kami menyerukan dan mengundang para ikhwan dan para mujahiddin untuk kembali mendatangi dan mengepung pengadilan pukul 06.00 WIB,” kata Koordinator Pusat Pasukan Berani Mati Adili Ahok, Gusrin Lessy, Minggu (25/12).

Gusrin menegaskan, aksi tersebut dilakukan lantaran penegak hukum di negeri ini terkesan cuek dan tidak menggubris keinginan umat Islam agar Ahok dipenjara.

“Kita umat Islam, khususnya para ikhwan, anak-anak muda Islam sudah sangat sabar mengikuti proses hukum di negara ini. Namun sampai saat ini, Ahok telah dua kali disidang di pengadilan. Tapi belum ada tanda-tanda Ahok segera ditangkap dan ditahan,” kata dia seperti diberitakan RMOLJakarta.com.(pojoksatu)

Mantan Produser TV One Ungkap Kezaliman Media Terhadap Umat Islam

Mantan Produser TV One Mohamad Fadhilah Zein hadir sebagai pembicara dalam seminar jurnalistik Islami di gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor, Jl Padjajaran No 10 Kota Bogor, Sabtu (24/12/2016).

Dalam seminar yang digagas oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bogor Raya bekerjasama dengan Bidik Global Foundation itu, Fadhil memberikan materi sesuai judul buku yang ia tulis yaitu "Kezaliman Media Terhadap Umat Islam".

Selaku mantan praktisi media nasional, Fadhil tahu betul bagaimana ketidakadilan dan kezaliman media terhadap umat Islam. Ia mencontohkan misalnya bagaimana kezaliman media dalam pemberitaan kasus terorisme di Indonesia.

"Metro TV pernah menuduh Rohani Islam (Rohis) di sekolah dan universitas sebagai sarang teroris baru pada 5 September 2012. Sementara demonstrasi massif di kota-kota besar menolak pemberitaan Metro TV “Rohis Sarang Teroris” pada Minggu, 23 September 2012, tidak diliput oleh koran nasional. Hanya Republika yang menaikkan berita foto di halaman belakang," ungkap Fadhil.

Dalam pemberitaan kasus terorisme, Fadhil mengutip pendapat Sudaryono Achmad yang mengatakan bahwa ekslusivitas yang ditayangkan TVOne dan Metro TV, bukan sebuah prestasi jurnalisme dalam melakukan investigasi, tetapi hanya sekedar kemampuan akses ke aparat kepolisian.

Contoh lain misalnya, pemberitaan media terhadap gerakan Islam seperti Front Pembela Islam (FPI). Pemberitaan kedatangan petinggi FPI ke Kalimantan Tengah untuk merayakan Tabligh Akbar dan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 11 Februari 2012. Saat itu, media massa mainstream menggiring opini bahwa FPI ditolak di seluruh wilayah di Indonesia.

Selain itu, Fadhil juga mengungkap bagaimana media dan gerakan Islamphobia dilakukan di luar negeri. Menurutnya gerakan Islamphobia itu seperti ada industri yang menciptakannya.

Ia menyebutkan tokoh-tokoh anti Islam seperti Pamela Geller, seorang blogger asal Amerika yang menulis buku "Stop Islamization of America" itu mendapatkan 200 ribu dollar dari American Freedom Defense Initiative. Dia juga mendapatkan uang dari royalti buku, donasi untuk web-nya dan pidato di hadapan umum.

Lalu ada David Yerushalmi yang memperjuangkan legislasi anti Syariah, ia menerima bayaran 150 ribu dollar Amerika. Selain keduanya ada nama-nama lain seperti Robert Spencer, seorang New Hampshier yang berbasis Katolik, ia juga menjadi aktivis di Jihadwatch dan Franck Gaffney, yang memiliki lembaga pemikiran DC, ia menerima upah 300 ribu dollar Amerika Serikat pada 2011.

Selain individu, ada juga sebuah lembaga seperti Organisasi Clarion, yang memproduksi film anti Islam Obsession, menerima dana lebih dari 18 juta dollar Amerika.

Dengan penjelasan Fadhil tersebut, para peserta seminar mendapatkan informasi akurat sekaligus bukti bagaimana peranan media dalam memusuhi Islam. Selain Fadhil, hadir juga narasumber lain yaitu Munarman selaku Panglima Aksi Bela Islam yang memberikan materi tentang propaganda media dan Syaiful Falah dari Suara Islam yang memberikan materi tentang perjuangan umat Islam melalui media.

Seminar ini rencananya akan dilanjutkan dengan pelatihan jurnalistik, harapannya agar peserta mampu membuat karya jurnalistik yang baik sehingga bisa ikut andil dalam perjuangan Islam di dunia informasi. [sic]

Tetap Beri’dad Meski Belum Diserang



Allah telah mengabarkan kepada kita bahwa umat Islam ini akan senantiasa ada yang memusuhinya, mengintainya, meneror, menebar kerusakan pada umat Islam serta membuat umat bercerai berai. Puncaknya hingga mereka mampu mengeluarkan umat Islam dari agamanya, dan hal inilah yang menjadi tujuan utama mereka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Qur’an

وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“…Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S Al-Baqarah: 217).

Dalam ayat yang lain juga disebutkan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya mencelakakanmu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (Q.S Ali-Imran: 118).

Allah juga telah memberitahu bahwa musuh-musuh Islam sangat membenci kaum muslimin. Mereka tidak akan pernah rela terhadap apa yang dilakukan oleh umat Islam selama mereka masih berpegang teguh terhadap agamanya. Mereka akan terus berusaha sekuat tenaga, menguras hartanya agar bisa menundukkan kaum muslimin di bawah agama mereka. Hal ini telas ditegaskan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya,

Allah berfirman, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha kepada kalian sehingga kalian mengikuti agama mereka…” (Q.S Al-Baqarah: 120)

Dalam ayat lain disebutkan, “Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, dikarenakan dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri…” (Q.S Ql-Baqarah: 109)

Dari beberapa nash di atas dapat dicerna bahwa seluruh kaum muslimin yang berpegang teguh pada agamanya sedang terancam. Dari pihak musuh yang senantiasa membuat makar dan tipu daya agar bisa mewujudkan tujuannya, yaitu mengeluarkan umat Islam dari agamanya serta tunduk dibawah kekuasaannya.

I’dad Amalan Penggentar Musuh



Maka, tidak ada solusi yang lebih pantas untuk permasalahan ini selain dengan menegakkan syariat jihad (dalam definisi secara syar’i) yakni mengerahkan jerih payah dalam rangka menegakkan kalimat Allah menjadi yang tertinggi, serta syari’at-Nya berkuasa di muka bumi. Demi menepis segala kemungkinan yang dapat membahayakan serta menimbulkan kerugian terhadap kaum muslimin, lebih-lebih terhadap agamanya.

Namun, jauh sebelum itu umat Islam telah diperintahkan oleh Allah untuk bersiap siaga dengan mempersiapkan diri terhadap musuh-musuhnya, karena bisa jadi pihak musuh melakukan penyerangan secara mendadak tanpa mengenal waktu dan kondisi. Sebagaimana firman-Nya,

وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ….

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya…”(Q.S Al-Anfal: 60)

Syaikh Dr Wahbah az-Zuhaili seorang ulama kotemporer menjelaskan tentang ayat ini bahwa, “Allah memerintahkan kaum mukminin agar mempersiapkan alat-alat peperangan yang sesuai dengan zamannya dan melatih para pejuang hingga benar-benar matang. Sebab, mereka adalah baju besinya (zirah) umat ini dan bentengnya yang paling kuat.”

Beliau melanjutkan, “Tujuan dari persiapan itu adalah untuk mengintimidasi musuh Allah dan musuh kaum muslimin, dari orang-orang kafir yang menampakkan permusuhan mereka, sebagaimana kaum musyrikin Makkah di masa lalu. Juga, untuk mengintimidasi para sekutu musuh yang bersembunyi. Baik kita mengetahuinya ataupun tidak, tapi Allah Sang Maha Mengatahui Yang Gaib pasti mengetahui mereka. Termasuk di antaranya adalah Yahudi dan orang-orang munafiq di masa lalu, serta siapa saja yang menampakkan permusuhannya setelah itu seperti Persi, Romawi dan para pewaris mereka yang tersebar di negara-negara dunia pada masa ini.” (Tafsir Al-Munir, hal.293-294).

Mencegah Lebih Baik Dari Pada Mengobati

Para ulama dengan jerih payahnya telah berhasil merangkum sebuah kaidah dari ayat di atas yaitu, الضَّرَرُ يُدْفَعُ بِقَدْرِ الْإِمْكَانِ (Madharat itu harus dihilangkan sebisa mungkin). Kaidah ini menjelaskan akan kewajiban mencegah adanya bahaya sebelum kedatangannya. Dengan menggunakan segala prasarana yang tersedia beserta kemungkinan-kemungkinan tertentu yang sekiranya mampu menghilangkan madharat tersebut.

Kaidah ini juga selaras dengan mashlahah mursalah dan siyasah syar’iyyah yaitu pada kategori ‘Mencegah itu lebih baik dari pada mengobati’. Tentunya hal tersebut sesuai dengan kemampuan individual. Sebab, pembebanan syariat Islam itu beriringan dengan adanya qudrah (kemampuan) dalam pelaksanaannya. (Muhammad bin Ahmad al-Burnu, al-Wajiz fi Idhahil Qawa’idil Fiqh al-Kuliyyah, hal.256).

Dengan kaidah ini, serangan musuh adalah sebuah madharat yang harus dicegah sebelum kedatangannya. Maka, pencegahan yang dilakukan adalah dengan i’dad sebagaimana penjelasan di atas, yang dengannya serangan yang akan dilancarkan oleh pihak musuh kepada kaum muslimin menjadi tercegah. Walaupun nantinya serangan tetap dilancarkan umat telah siap menghadapinya, siap berjihad dalam rangka membela agama, umat serta wilayah kaum muslimin.

Penyimpangan Makna Jihad Hakiki

Namun, hari ini telah populer di kalangan sebagian kaum muslimin bahwa berperang melawan musuh adalah jihad yang kecil (al-jihad al-ashghar), dan masih terdapat jihad lain yang lebih besar, yaitu jihadun-nafs (jihad melawan hawa nafsu). Banyak di antara mereka yang mendasarkan pendapat tadi pada hadis; “Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar,” ujar Nabi bersabda. Para sahabat bertanya: “Apakah jihad yang besar itu?” “Yaitu jihad hati atau jihad hawa nafsu,” tegas Nabi.

Atas dasar hadits tersebut, sebagian kalangan berupaya mengalihkan fokus kaum muslimin dari pentingnya mengobarkan perlawanan dan bersiap-siaga perang, serta membulatkan tekad dan mempersiapkan strategi jihad. Ditilik dari segi validitasnya, atsar tersebut bukanlah hadits Nabi ﷺ. Terkait hal ini, Ibnu Hajar al-Asqolani, seorang Amirul Mukminin fil Hadits, di dalam kitab Tasdidul Qaus, menyatakan bahwa atsar tersebut sangat populer dalam lisan kaum muslimin, akan tetapi itu adalah kata-kata Ibrahim bin ‘Ailah.

Menurut al-‘Iraqi dalam Takhrij Ahaditsil Ihya’, atsar tersebut dikutib oleh al-Khatib al-Baghdadi melalui sanad jalur Jabir. Menurut al-Khatib atsar tersebut, seandainya memang sahih (bersumber dari Nabi), tidak berarti menafikan jihad dan siap-siaga perang, karena umat Islam harus melindungi negeri mereka dan menangkis setiap agresi kaum kafir; dan atsar ini tiada lain memiliki makna bahwa setiap muslim wajib melawan hawa nafsunya sampai ia bisa bersikap ikhlas dalam setiap amalnya. (Al-Maududi, Hasan al-Banna, dan Sayyid Quthb, Penggetar Iman Di Medan Jihad, alih bahasa: Mahmud Muchtarom, hal.131-132)

Kesimpulan

Yang namanya kebenaran akan senantiasa dibuntuti oleh kebatilan. Setiap langkah pergerakannya selalu dalam pengitaian para penghasung kebatilan. Mereka tidak akan pernah rela terhadap ahlul Haq karena keimanannya. Mereka akan senantiasa membuat makar dan tipu daya demi melenyapkan kebenaran dari muka bumi. Maka, walaupun secara mata telanjang belum terlihat adanya penyerangan, bukan berarti kita bisa duduk manis menjalani aktifitas kehidupan, tetap melakukan persiapan secara matang, karena sedia payung sebelum hujan lebih baik dari pada mencari payung kala diguyur hujan.

Penulis: Asy-Syathiri / Yanisari Teams

Editor : Arju

















Jihad Media untuk Warga Aleppo



Aleppo kembali mencekam. Konflik yang terjadi di kota terbesar kedua setelah Damaskus itu, kini berada pada titik yang cukup tragis. Sebagian besar wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh para mujahidin kembali dikuasai oleh tentara rezim syiah Bashar Assad. Ribuan kaum muslimin terancam menjadi korban genosida (pembantaian masal).

Dari sejumlah laman pemberitaan dan kicauan langsung dari warga Aleppo di sosial media, menunjukkan betapa ngerinya kondisi yang sedang terjadi di sana. Mayat-mayat bergelimpangan di jalanan sepanjang kota. Anak-anak tanpa dosa dibunuh dan para wanita diperkosa sebelum dibunuh.

Perihnya penderitaan yang sedang mereka hadapi, menyebabkan para ulama dari berbagai penjuru dunia menyerukan umat Islam agar melaksanakan qunut nazilah. Dan tidak sedikit di antara mereka yang menyatakan secara tegas bahwa hukum jihad membantu warga Aleppo hari ini adalah wajib dengan cara apa pun yang mampu kita lakukan.

Kewajiban Jihad Demi Menolong Penduduk Aleppo

Kondisi kita yang jauh atau belum mampu bergabung langsung, bukan berarti kita dibolehkan untuk berdiam diri dan tidak bergerak demi meringankan beban mereka. Kita tetap diwajibkan untuk menolong saudara kita yang sedang dikepung musuh. Ada banyak hal yang mampu kita lakukan agar kewajiban tersebut gugur dari pundak kita.

Syekh Hakim Al-Mathiri dalam chanel telegramnya, ia menuliskan, “Jihad di jalan Allah untuk menolong kaum muslimin yang terkepung di Aleppo saat ini adalah wajib hukumnya, baik dengan harta, pemikiran ataupun lewat kata-kata. Allah ta’ala berfirman;

وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah: 41)

Lalu dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala juga menegaskan:

وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَكُفَّ بَأْسَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ وَاللَّهُ أَشَدُّ بَأْسًا وَأَشَدُّ تَنْكِيلًا

“…Kobarkanlah semangat orang-orang beriman untuk berperang. Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah sangat besar kekuatanNya dan sangat keras siksaNya.” (QS An-Nisaa: 84)

Sejatinya makna jihad yang dimaksudkan dalam ayat al-quran adalah berperang dengan mengangkat senjata. Tapi dalam amalan jihad, tidak semuanya juga harus mengangkat senjata. Ada peran-perang penting lainnya yang dibutuhkan di medan jihad, misalnya tim medis yang mengobati korban luka-luka atau awak media yang memberitakan kondisi yang sebenarnya kepada kaum muslimin di dunia.

jihad melawan musuh melalui kata-kata (kalimah) atau dengan memaksimalkan media massa untuk membentuk opini masyarakat, juga tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan jihad jiwa merangkul senjata dan jihad harta.

Jihad Kalimah untuk Muslim Aleppo

Adalah sahabat Hasan bin Tsabit, ia merupakan salah satu teladan dari kalangan para sahabat yang berjihad melalui kata-kata. Saat itu, Hasan bin Tsabit diriwayatkan adalah sosok yang cukup ulung dalam melawan kaum musyrikin lewat susunan syair yang beliau rangkai kata demi kata.

Mengenai keutamaan peran yang beliau lakukan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

إِنَّ رُوحَ الْقُدُسِ لَا يَزَالُ يُؤَيِّدُكَ مَا نَافَحْتَ عَنْ اللَّهِ وَرَسُولِهِ

“Sesungguhnya jibril senantiasa menolongmu selama engkau membela Allah dan rasul-Nya.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain Abu Hurairah menceritakan bahwasanya Umar bin Khathab pernah berjalan melewati Hassan yang sedang melantunkan sya’ir di Masjid. Lalu Umar menegurnya dengan pandangan mata. Tetapi Hassan berkata; “Dulu saya pernah melantunkan syair di Masjid ini, yang ketika itu ada seseorang yang lebih mulia daripadamu yaitu (Rasulullah).” Kemudian Hassan menoleh kepada Abu Hurairah seraya berkata; “Saya bersumpah kepadamu dengan nama Allah hai Abu Hurairah, pernahkah kamu mendengar Rasulullah berkata kepada saya, Hai Hassan, balaslah sya’ir orang-orang kafir untuk membelaku! Ya Allah ya Tuhanku, dukunglah Hassan dengan Jibril! ‘Abu Hurairah menjawab; ‘Ya, Saya pernah mendengarnya.” (HR. Muslim)

Kisah hasan bin tsabit di atas menunjukkan bahwa termasuk jihad di jalan Allah adalah menggunakan wasilah atau perangkat media untuk mengabarkan kepada masyarakat luas, baik gambar, video, suara atau kata-kata untuk menolong kaum muslimin yang lemah, membantu mereka serta memotivasi mereka untuk melakukan perlawanan terhadap musuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ

“Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kalian.” (HR. Abu Dawud)

Dalam salah satu risalahnya yang diberi judul Ittihaful `Ibad Bifadhoilil Jihad, Syaikh Abdullah Azzam Azzam berkata, “Jihad dengan lisan adalah menampilkan aksi jihad dengan gambaran yang menarik dan membendung serangan media yang dikampanyekan terhadap jihad Afghan. Juga bisa dengan berdiri melawan pencitraan buruk terhadap jihad atau merusak kepribadiannya atau membunuh karakter para pemimpinnya. Juga dengan membantah para pengembos, penyeleweng, penyinyir serta mereka yang menyebarkan berita bohong.”

Syekh Hakim Al-Mathiri di penghujung tulisannya menegaskan, “Tidak mau berjihad, walaupun hanya sekedar lewat kata-kata, karena takut kepada musuh adalah bagian dari nifak ‘amali (perbuatan). sementara meninggalkan amalan jihad karena ingin menjauh dari amalan tersebut atau karena meremehkan kewajiban tersebut adalah bentuk nifak qalbi (keyakinan).”

Lalu ia melanjutakan, “Barangsiapa yang mati sementara dia belum pernah berjihad dan belum pernah berniat untuk berjihad maka dia mati dalam keadaan menjadi orang munafik. Rasulullah bersabda;

مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ, وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِهِ, مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ

“Barangsiapa meninggal dunia sementara dia belum pernah berperang atau meniatkan diri untuk berperang, maka dia mati di atas satu cabang dari kemunafikan.” (HR. Muslim)

Tidak ada udzur (toleransi hukum) bagi kaum muslimin di dunia ini untuk meninggalkan jihad atau mengobarkan jihad untuk menolong kaum muslimin di Aleppo, atau di Syam secara umum—Mereka sedang berperang melawan kezaliman koalisi salibis—lewat kata-kata karena takut dengan penguasa. Padahal hanya Allah lah yang berhak untuk ditakuti. Wallahu a’lam bis shawab!



Penulis : Fakhruddin, diinisiasi dari tulisan Syekh Hakim Al-Mathiri, Sumber: https://telegram.me/DrHAKEM

Editor : Arju

ISRAEL ADALAH DALANG DIBALIK KEHANCURAN TIMUR TENGAH!!!

Februari Tahun 1982 Oded Yinon seorang zionis ekstrim pejabat besar di kementrian luar negri Israel teman dekat Ariel Sharon menerbitkan satu hasil studi di majalah Kefonim (yang berarti trend) dalam bahasa Ibrani dengan judul “Strategi Israel”. Diterjemah ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Zionist Plan for the Middle East. Di situ dia mengimpikan berdirinya Israel Raya. Maka dia menerangkan strategi untuk bisa mencapai tujuan itu yaitu: 1) harus menjadi negara terkuat secara militer, tidak boleh ada negara di kawasan itu yang berkembang secara kemiliteran melebihi israel, 2) memecah belah negera-negara arab yang ada ini menjadi mozaik yeng terdiri dari berbagai etnis, agama dan madzhab. Dengan demikian maka bisa dilemahkan dan mudah dikuasai.
Rencana Oded Yinon ini berhasil diterapkan sekarang ini dengan sangat presisi. Maka adanya ISIS /Daesh adalah buatan AS-Israel, di mana anggota ISIS yang terluka mereka obati di dataran tinggi Golan yang diduduki Israel, dengan bantuan Israel … !!!!
Anda penasaran?!!
Ikuti informasi-informasi dan analisa yang mencengangkan oleh Ken O’Keefe di video berikut:
VIDEO

Sumber:
http://www.notionis.com/blog/le-plan-yinon-texte-integral/
https://www.facebook.com/bluestar.hassan/posts/10154759360138864
Makalah “Ghazwah Umara` al-Zhalam:, Dr Khalil al-Ghazali, di www.akhbaar.org/home/assets/dr khalil al ghazali study..
Masyru’ Shuhyuni Litaftit al-Wathan al-Arabi, , Dr. Hasan Nafi’ah http://strategy.unblog.fr/2013/04/20/ مشروع-صهيونى-لتفتيت-الوطن-العربى/
http://www.al-khaleeg.com/articles/112919.html
http://oly.com.pk/the-unfolding-of-yinons-zionist-plan-for-the-middle-east/

Hukum di Indonesia Tergantung pada Opini, Gunakan “Senjata” Kalian!



Hukum di negara Indonesia sekarang ini tergantung pada opini yang dibuat di masyarakat. Keterangan itu disampaikan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI), Ustadz Bachtiar Nasir ketika menjadi pembicara dalam Muktamar Alumni Ponpes Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo.

“Andai Abu Bakar Ba’asyir itu kemarin menang opini, nggak akan di penjara, tapi karena kalah opini. Ini bocoran penting, kenapa? karena alumni-alumninya tidak menggunakan senjatanya,” katanya dihadapan ribuan Alumni Al Mukmin Ngruki, sabtu (24/12/2016).

Ustadz Bachtiar mengatakan saat ini senjata yang ampuh adalah handphone (telepon genggam) yang bisa digunakan untuk menggalang opini di masyarakat. Keampuhan handphone bisa melebihi senjata AK 47, hingga penegakan hukum di Indonesia tumpul gara-gara opini yang disebarkan.

“Habib Rizieq itu dipenjara tiga kali, tiga-tiganya gara-gara kalah opini. Tapi kalau menang opini, lewat. Indonesia punya hukum tapi bukan hukum berkeadilan, bukan! Tegasnya.

Ustad Bachtiar melanjutkan pertanyaannya, kepada para alumni Ngruki yang hadir saat itu.

“Seandainya tidak Aksi Bela Islam I, kira-kira Ahok diproses hukum tidak? Mohon jawab dengan jujur, adil gak usah dholim, kalau bohong dholim namanya,” ujarnya.

Masih kurang puas dengan jawaban Alumni Ngruki, ustadz Bachtiar mengajukan pertanyaan terakhir, untuk memastikan bahwa hukum di Indonesia benar-benar bergantung pada opini publik.

“Apakah kalau tidak ada aksi bela Islam II, Ahok akan diproses secara cepat, tegas, dan transparan? Pertanyaan ketiga saya minta jujur, andai tidak ada aksi bela Islam III, apakah Ahok akan ditersangkakan? Gawat ini, ini menunjukkan skeptisismenya umat terhadap penegakan hukum, ini suasana yang sesungguhnya,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Ustadz Bachtiar Nasir mengimbau kepada jamaah yang hadir dan kaum Muslimin untuk terus semangat memperjuangkan Islam dan tak lupa memanfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi serta media sosial. [SY]

Wanita Berilmu dan Shalehah

WANITA memiliki posisi yang mulia dalam Islam. Bahkan Allah telah menyiapkan jalan-jalan bagi para wanita menuju surga dengan mudah. Sayangnya, tak semua wanita menyadari akan hal ini.
Jika kita melihat kembali sejarah salafush shalih, maka kita akan menemukan wanita-wanita yang begitu bersungguh-sungguh dalam meniti jalannya menuju surga. Salah satu jalan yang mereka gunakan dalam meniti jalan ke surga adalah dengan menjadi wanita berilmu dan shalihah.
Wanita berilmu dan shalihah itu bernama Ummu Hasan. Ia adalah murid dari Baqi’ bin Makhlad rahimahullah. Baqi’ bin Makhlad (wafat 276 H/889 M) pernah berjalan dari Spanyol ke Baghdad untuk belajar hadits ke Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Ahmad takjub dan memuji kesungguhannya dalam belajar. Ummul Hasan membaca kitab al-Duhur di hadapan Baqi’ bin Makhlad. Putra Imam Baqi’ bin Makhlad, Ahmad bin Baqi’ hadir dalam pembacaan kitab itu. Ia menyimak bacaan Ummu al-Hasan melalui kitab untuk memastikan tidak ada kekeliruan pada hafalannya.
Ummul Hasan adalah seorang yang bijak, mampu memutuskan masalah dengan benar. Ia cerdas, zuhud, dan berakhlak mulia. Namanya disebut dalam buku-buku yang mengulas keutamaan Baqi’ bin Makhlad.
Ar-Razi berkomentar tentang Ummu al-Hasan, “Saat menunaikan ibadah haji, ia mengumpulkan pembahasan-pemabasan fiqih dan hadits. Bahkan Baqi’ bin Makhlad meriwayatkan hadits darinya. Pada perjalanan haji yang kedua, ia wafat dan dimakamkan di Mekah.”
Ia telah banyak mengerjakan amal kebajikan yang menjadi tabungan pahala untuk akhiratnya. Mencatat ilmu fiqih dan hadits sehingga bermanfaat bagi orang-orang setelahnya. Namun pernyataan ar-Razi bahwa Baqi’ meriwayatkan hadits darinya perlu ditinjau ulang. Karena Ummu al-Hasan lah yang mempelajari hadits dari Baqi’ bin Makhlad.
Dalam al-Muskitah, Amir Abdullah bin Abdurrahman III bin Muhammad menyatakan, “Seorang wanita berilmu dan shalehah, putri dari Abu Liwa datang setiap Jumat ke majelis Jumatnya Baqi’ bin Makhlad di rumah Abu Abdurrahman. Wanita itu merupakan seorang berilmu yang istimewa. Ia juga telah berhaji.”[]
Sumber: kisahmuslim.com

Kaspersky: Waspada, NSA Ada di Setiap Hardisk Komputer Anda!

 Kaspersky Labs merilis sebuah laporan bahwa Badan Keamanan Nasional AS atau NSA (National Security Agency) sejatinya sudah memasang spyware atau perangkat mata-mata di sejumlah hard drive (cakram keras) pada komputer selama lebih dari empat belas tahun lamanya!
Kaspersky adalah salah satu aktor keamanan yang berfokus pada pengembangan antivirus.  Perusahaan tersebut dibentuk di Rusia dan memiliki pangsa pasar minim di AS tetapi pelanggan terbanyak mereka berada di Rusia dan Iran.
Reuters berhasil mongonfirmasi dari seorang mantan staf NSA bahwa analisis dari Kaspersky Lab dapat dipercaya dan program pengawasan tersebut digunakan oleh satuan agen intelijen AS
Narasumber lainnya dari kantor berita tersebut menegaskan, NSA telah menggunakan program spionase yang mampu memprogram ulang hard disk.
Hardisk merk ternama dengan OS Windows
Berdasarkan riset yang dianalisis oleh Kaspersky, spyware tersebut telah terpasang di perangkat komputer dengan Operating System (O.S.) Windows yang digunakan oleh banyak negara dan telah tersebar di sejumlah institusi penting seperti militer, komunikasi, perbankan, universitas dan industri.
NSA setidaknya berhasil menginfeksi sejumlah perangkat hard drive ternama seperti Seagate, IBM, Samsung, Toshiba, Maxtor dan Western Digital (WD).
Kaspersky menyatakan bahwa spyware yang dipasang NSA sejenis dengan Stuxnet yang pernah melumpukan pengayaan reaktor nuklir Iran di Natanz beberapa tahun yang lalu.
Pada Juni 2012, harian The New York Times memublikasikan penelitian mengenai worm (cacing komputer) Stuxnet.
Spyware berupa worm komputer yang bernama Stuxnet itu mampu menginfeksi bagian pengendali mikro (microcontroller / MCU) industrial dari perusahaan-perusahaan hard drive.
Dari data yang dipublikasikan harian tersebut, cacing komputer tersebut diciptakan oleh satuan agen intelijen AS untuk menginfeksi objek-objek nuklir milik Iran.
Malware “Fanny”  dan “nls_933w”
Menurut riset Kaspersky, ada sekitar tiga puluh negara yang menggunakan komputer O.S. Windows terinfeksi spyware besutan NSA ini. Temuan menakjubkan tersebut berhasil ditemukan oleh tim keamanan Kaspersky Lab.
Meretas melalui firmware pada hard drive seperti itu menurut Kaspersky Labs bukanlah hal yang mustahil. Dilansir oleh Reuters, Kaspersky menemukan sebuah fakta bahwa NSA menginfeksi firmware hard drive dengan malware yang bernama “nls_933w.dll”.
Selain itu NSA juga “menyisipkan” malware berupa file yang seakan-akan sebagai file image atau gambar, yang bernama “Fanny.bmp“.
Malware ini memiliki kemampuan yang mengangumkan. Program jahat tersebut dapat menginfeksi sistem komputer secara berulang-ulang.
The Equation Group penyerang siber terkuat
Dalam penyelidikan yang dilakukan Kaspersky Lab disebutkan, para staf ahli mereka berhasil menemukan jaringan peretas dunia maya The Equation Group, yang disebut oleh para staf penyelidik tersebut sebagai “raja mata-mata dunia maya”.
Peneliti mengatakan bahwa aktor yang bernama “The Equation Group” memiliki kode akses pada firmware hard drive (perangkat tegar) komputer, dan mampu membuat kendali jarak jauh (remote) untuk mereka targetkan pada orang atau institusi strategis yang ada di dunia, sehingga spyware dapat tak terdeteksi oleh program-program antivirus.
The Equation Group menurut Kaspersky adalah kelompok penyerang siber terkuat yang ada sekarang ini.
“Sama seperti Stuxnet dan Flame Groups, mereka berinteraksi satu sama lain. Mereka bisa melakukan eksploitasi lebih cepat daripada yang lain,” ujar tim keamanan Kaspersky Labs.
Para penyelidik Kaspersky menegaskan, The Equation Group secara aktif bekerja dari awal era 2000-an.
Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa kelompok tersebut sudah ada sejak tahun 1996.
Gerakan kelompok ini telah menginfeksi puluhan ribu komputer yang ada di lebih dari 30 negara.
Puluhan ribu komputer itu termasuk komputer-komputer instansi pemerintah dan juga perusahaan energi dunia, media massa, organisasi finansial, dan sektor-sektor lainnya.
Diantara negara-negara yang ditemukan adanya jejak kegiatan The Equation Group oleh para penyelidik Kaspersky, antara lain adalah Suriah, Rusia, Iran, Uni Emirat Arab, Libya, AS, Malaysia, Jerman, Prancis, Pakistan, Inggris, India, dan Brasil.
Cara NSA “menanam” spyware
Menanggapi hal ini, perusahaan Western Digital, Seagate, dan Micron menyatakan tidak mengetahui apa-apa mengenai program spionase tersebut. Sementara, Toshiba dan Samsung menolak berkomentar, sedangkan IBM tidak menjawab permintaan komentar dari media massa.
Berdasarkan sumber dari Reuters, NSA kadang menipu dengan cara seakan-akan menyerupai perusahaan pengembang peranti lunak. Hal itu dilakukan oleh NSA agar produsen hard drive yang bersangkutan memberikan source code mereka.
Melalui kode keamanan itulah, maka NSA dapat masuk dan mengeksploitasi firmware produk perangkat keras tersebut.
Adapun cara lainnya untuk memperoleh kode tersebut, pejabat NSA terkadang beralasan melakukan audit terhadap produk hard drive yang mana dalam audit tersebut NSA bisa dengan mudah menyalin kode yang dimaksud. (©IndoCropCircles.com)